Sunday, August 14, 2005

Arti sebuah cita-cita

Arti sebuah cita-cita
A lesson from life
Oleh : Fatahillah

“Cita-citaku ingin jadi professor, cita-citaku ingin jadi presiden….” (salah satu kalimat dari syair lagu Ria Enes).

Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.

Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumah pun.

Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi di mana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga.

Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutuipi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),
spidol (pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambil oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi. Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya. Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.

15 comments:

aziz said...

bgai mna seorang yg tdak memiliki cita-cita?

Unknown said...

orang yg tidak punya cita-cita, berarti orang itu tidak mempunyai tujuab hidup !

Unknown said...

Kalo memang cita-cita adalah tujuan hidup. kalo misal ada orang ingin jadi seorang musisi dan itu tercapai berarti dia sudah mencapai tujuan hidupnya dong? dan buat apa dia hidup? kan cita2nya sudah tercapai??

kelautdya said...

cita cita adalah tujuan hidup AKHIR manusia.
yang didepannnya tiada masa lagi. karena manusia didunia memiliki tujuan hidup.
jika seseorang tersebut sdh menggapai keinginan duniannya bukan berarti dia mencapai cita2.
standart cita2 adalh bahagia maximal. maka, apabila seseorang dlm menjalani cita2nya tsb masih mengalami penderitaan.dia belum memenuhi cita2. karena manusia jk sudah menggapai cita2nya tidak lantas ia meninggal. jk seperti itu belum terpenuhi definisi cita2 yaitu tujuan AKHIR. krna setelah menggapai cita2 ia masih memiliki umur. cita2 yg sebebarnya adl surga. disana bahagianya max. krn setelh surga tiada masa lg. disana kekal. islam <3

alfayed said...

Cita Cinta,,

Anonymous said...

thank you, artikel yang membuka wawasan soal tradisi kurung ayam, sangat berguna!

Unknown said...

Seru kurung ayam ya

Unknown said...

Seru kurung ayam ya

NaRuTo said...

ijin promosi
VINA TOYS YOGYAKARTA
alamat: Klepu, Sendang Mulyo, Minggir Sleman ( barat jembatan ) Yogyakarta
Contact Person : 081328707843 atau 085743224356

mas pullunk said...

mantap. pencapaian cita cita bukan hanya profesi. tetapi lebih dari sekedar profesi. cita cita adalah harapan yang terpatri dalam hati untuk menyulut kesemangatan dalam menjalani hari dalam mencapai cita cita. jika sudah tercapai lalu mati. tidak. bukan kah manusia tak pernah puas dengan apa yang telah diraih. dikasih satu minta dua. dikasih dua minta empat. dan begitu seterusnya sampai dia masuk dalam liang lahat.

terimakasih wawasannya.
monggo berkunjung ke kediaman saya di:

jangkriker.blogspot.com

siauw. ekamei said...

Izin jawab.
Emang keinginan manusia pernah sampai pada puncaknya..?
Emang manusia pernah merasa puas..?

Ketika keinginan yg satu sudah tercapai maka akan muncul keinginan2 yg lain2..

siauw. ekamei said...

Beyul mas.
Mas'e tau dari mana..?

Cici hariyati said...

Cita cita?

Jagad said...

Semoga cita citaku bisa segera terwujudkan

Anonymous said...

Wah keren,
Cita Cita Adalah anugrah yang patut untuk diperjuangkan