Tuesday, June 19, 2007

Sebuah kesabaran

Al Anbiya: 35
35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.


“Sungguh menakjubkan semua keadaan orang-orang mukmin. Sesungguhnya semua urusan yang dimilikinya itu semuanya baik, dan tidaklah hal demikian itu dimiliki kecuali hanya oleh orang-orang mukmin saja. Jika dia mendapat kesenangan maka dia bersyukur, dan itu baik baginya; dan apabila mendapatkan kesusahan dia bersabar, dan itu baik baginya.”
(HR: Muslim)

baca artikel tentang kesabaran di sini

Assalamu'alaikum warrahmatullah

An Nisa: 86
86.
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (7), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

Tuesday, June 12, 2007

Janganlah berputus asa dari Rahmat Allah

Az Zumar: 53-54

Bahasa Indonesia

53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa (1) semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

54. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).



English
53. Say: "O ‘Ibâdî (My slaves) who have transgressed against themselves (by committing evil deeds and sins)! Despair not of the Mercy of Allâh: verily, Allâh forgives all sins. Truly He is Oft-Forgiving, Most Merciful.[2]

54. "And turn in repentance and in obedience with true Faith (Islâmic Monotheism) to your Lord and submit to Him (in Islâm) before the torment comes upon you, (and) then you will not be helped.

Monday, June 11, 2007

Rindu


Alloh
jadikan setiap kerinduan yang membuat dada ini mendesah milik Engkau semata
Alloh
kerinduan yang lain itu menyiksa jiwa
Alloh
selamatkan hamba dari siksa menyala
Alloh
isilah tiap sela rongga dada hamba dengan kerinduan menyala akan menyebut asma Mu yang Mulia
Alloh
jadikan kami menjadi jiwa-jiwa perindu ridho Mu
Alloh
jadikan kami jiwa-jiwa perindu perjumpaan dengan Engkau dan rasul Mu
Ya Rahmaan Ya Rahiim
jangan biarkan jiwa ini lelah merindui Mu
Rabbbul 'alamin
jangan biarkan jiwa ini lengah merindui Mu
Rabb pengabul do'a
jika kau tak mengabulkan do'a kami, maka siapakah yang bisa
Amiin Ya Rabbal 'alamin

Kutemukan Belahan Jiwaku

Oleh Elik Susanti

Jodoh, rejeki dan kematian adalah rahasia mutlak milik Allah SWT, Sang Maha Agung dan Bijaksana, tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahuinya kecuali Sang Pemilik diri kita. Hal tersebut telah terpatri erat dalam pikiranku sejak dulu. Ini yang mendorongku untuk terus berikhtiar, istiqomah dan selalu ber-khusnudzan kepada Allah Azza wa Jalla tentang kapan saatnya tiba menemukan belahan jiwaku.

Dalam proses pencarian diusiaku yang keduapuluhenam, beberapa teman dekat mulai dijajaki, ta'aruf pun dilakukan. Dalam proses ta'aruf, salah seorang sempat melontarkan ide tentang pernikahan dan rencana khitbah. Namun herannya, hati ini kok emoh dan tetap tidak tergerak untuk memberikan jawaban pasti. Hey, what's going on with me? Bukankah aku sedang dikejar usia yang terus merambat menua? Bukankah aku sedang dalam proses pencarian belahan jiwa? Apalagi sebagai anak terakhir dari lima bersaudara, yang semuanya sudah berumahtangga, tentunya semua keluargaku sudah sangat mendambakan aku segera menyempurnakan separuh dienku, apalagi ibuku.

Sungguh teramat berat menjalani hidup dengan status lajang. Belum lagi lingkungan kerja dan di desa tempat keluargaku tinggal saat ini di mana kabar – seringnya gosip atau gunjingan – cepat menyebar, benar-benar merupakan cobaan besar yang harus dihadapi. Tetapi, semuanya aku jalani dengan penuh keikhlasan. “Ya, mungkin saya masih harus bekerja lebih banyak waktu buat masyarakat”, hanya itu yang bisa aku katakan setiap ada yang menanyakan kenapa belum menikah. “Ya, mungkin Allah masih belum mempercayakan seorang suami kepada saya dan saya masih harus belajar mengurangi ego sebelum saya menjadi seorang isteri”, kataku di lain waktu. “Ya, mungkin Allah memberi waktu saya lebih banyak mencurahkan waktu buat orang tua”, balasku ringan.

Mereka mengatakan bahwa aku adalah type 'pemilih' yang lebih suka jodoh yang tampan, kaya raya dan baik hati, dan lainnya yang serba super dan wah. Tapi, aku gelengkan kepalaku ke arah mereka karena kriteria seorang calon suami bagiku adalah si dia seorang muslim sejati yang mempunyai visi yang sama untuk membangun sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, bahagia dunia akhirat, satu untuk selamanya, yang mempunyai tujuan menikah tidak hanya untuk meneruskan keturunan saja, tapi untuk beribadah dan menambah keimanan kita dan bukan sebaliknya, dan itu akan terwujud jika Allah mengkaruniakan pasangan yang tepat untuk kita.

Dan aku percaya bahwa tidak akan ada yang tertukar dari pemberian Allah, Allah akan memberikan yang terbaik dan indah pada waktunya. Tapi lucunya, kalau diminta untuk mengejewantahkan ke dalam diri seseorang, jujur saja aku tidak tahu.

Again, jodoh memang benar - benar sebuah rahasia yang mutlak milik Allah SWT. Proses pertemuanku dengan sang suami pun bak cerita dongeng. Jangankan sahabat atau rekan kantor, pun jika kami kembali me-rewind proses pertemuan kami, wuih... Unbelievable! But it happened!
Subhanallah...

Suamiku adalah sosok yang biasa dan sederhana, namun justru kesederhanaan dan keterbiasaannya itulah yang memikat hati ini. Dan, alhamdulillah hampir mendekati kriteria seorang suami yang aku dambakan. Di beberapa malam kebersamaan kami, suami sering menanyakan kepadaku tentang satu hal, "Apakah kamu bahagia menikah dengan aku?"

Aku pun menjawab dengan jeda waktu sedikit lama, "Ya, aku bahagia. " Masya Allah, seandainya suamiku tahu, besarnya rasa bahagia yang ada di dada ini lebih dari yang dia tahu. Besarnya rasa syukur ini memiliki dia cukup menggetarkan segenap hati sampai aku perlu jeda waktu untuk menjawab pertanyaannya. Hanya, aku masih belum mampu mengungkapkan secara verbal. Allah yang Maha Mengetahui segala getaran cinta yang ada di hati bunda, Allah yang Maha Mengetahui segala rasa sayang yang ada di jiwa bunda. Karena, atas nama Allah bunda mencintai ayah.

Pertama kali aku kenal dengan suamiku adalah waktu itu siang hari saat bulan suci ramadhan hampir berakhir, aku sedang mengikuti ceramah Aa’ Gym kesukaanku di TV, tiba – tiba aku dikagetkan oleh dering suara telepon ”Assalamualaikum, bisa bicara dengan elik?” kata si empunya suara dari seberang sana. ”Waalaikumsalam, Iya, saya sendiri” jawabku. Taufan adalah pemilik suara di telepon itu, dia tahu identitasku dari sebuah cyber Islami yang mana aku adalah salah satu anggotanya. Akhirnya kami terlibat dalam sebuah pembicaraan.

Sebelumnya kami berdua belum mengenal satu sama lain. Hanya kesabaran, perhatian dan pengertiannya sempat mampir di dalam pikiranku. Setelah itu kami kerap berhubungan lewat telepon sekedar untuk mengobrol dan saling mengenal satu sama lain. Perkenalan kami diawali saat itu, sebelum akhirnya kami memutuskan untuk ta’aruf. Di sinilah aku merasakan kuasa Allah yang sangat besar, ternyata kami banyak menemukan kecocokan dan sepertinya dia seseorang yang bisa diajak menggapai surga dunia dan akhirat.

Namun beberapa hari kemudian, entah kenapa wajahnya yang kulihat lewat foto yang dia kirim ke emailku mulai hadir di pikiranku kembali. Ternyata hal yang sama pun terjadi di pihak sana. Kami pun sepakat untuk melakukan istikharah. Subhanallaah, tidak ada kebimbangan sama sekali dalam hati kami berdua untuk menyegerakan hubungan ini ke dalam pernikahan. Namun saat ini aku harus bersabar menunggu sampai dia pulang dari negeri sakura, karena saat itu dia sedang ada di negeri itu untuk bekerja, kembali kesabaranku diuji.

Penantianku selama 7 bulan ternyata membuahkan hasil, setelah Taufan kembali dari negeri sakura, dia dan keluarganya mengkhitbahku. Mungkin ini buah kesabaran yang Allah berikan kepada kami. Kami rasakan 'tangan' Allah benar-benar turun menolong memudahkan segala urusan. Sujud syukur kami berdua, karena semua acara berjalan begitu lancar, dari mulai dukungan seluruh keluarga, urusan penghulu dan pengurusan surat-surat ke KUA.

Maha Suci Allah, hal tersebut semakin menguatkan hati kami, bahwa pernikahan ini adalah rencana terbaik dari Allah SWT dan Dia-lah Pemersatu bagi perjanjian suci kami ini. Dalam isak tangis kebahagiaan kami atas segala kemudahan yang diberikan-Nya, tak pernah putus kami bersyukur akan nikmat-Nya. Insya Allah, pernikahan kami merupakan hijrahnya kami menuju kehidupan yang lebih baik dengan mengharap ridha Allah, karena perkenalan itu berawal saat bulan suci ramadhan, saat Allah membukakan pintu maaf dan mengabulkan semua doa umatNya yang memohon kepadaNya.

Akhirnya setelah sekian lama aku mengembara mencari pasangan hidup ternyata jodohku adalah orang tak pernah kuduga selama ini. Inilah rahasia Allah SWT yang tidak pernah dapat kita ketahui kecuali dengan ber-khusnudzan kepadaNya. Percayalah, bahwa Allah SWT adalah sebaik-sebaik Pembuat keputusan. Serahkanlah segala urusan hanya kepada Allah semata, percayalah selalu akan janji Allah di dalam firman-Nya, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. " (QS. Ar-Ruum: 21).

Jangankan manusia, hewan dan buah-buahan pun diciptakan Allah berpasangan. Ber-khusnudzan selalu kepada-Nya bahwa, entah esok, lusa, satu bulan, satu tahun atau bahkan mungkin sepuluh tahun nanti, dengan izin Allah, jodoh kita pasti akan datang. Pasangan jiwa yang terbaik yang dijanjikan dan dipersatukan-Nya dalam perjanjian suci yang disebut pernikahan.

Di saat umurku yang makin bertambah dan saat peluang menikah semakin memudar seperti anggapan sebagian orang, di tengah tatapan sinis sekelilingku, aku mampu memupuk keyakinan bahwa suatu saat, cepat atau lambat, Allah akan memberikan apa yang kuminta. Bahwa suatu ketika balasan itu pasti datang. Hari ini aku melihat bukti nyata hasil kesabaranku. Rangkaian panjang do’a-do’aku yang tak pernah putus terkabul sudah.

Sikap bersahabatku kepada setiap orang yang selalu mempermasalahkan statusku sungguh telah berbalas dengan sebaik-baik balasan, mempertemukanku dengan seseorang yang teguh dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-nya, yang meskipun lebih muda dariku, tapi lebih memandang jiwa daripada rupa. Hari ini aku menyakini bahwa bersabar memang pekerjaan yang sulit, tetapi bukan hal yang tidak mungkin dilakukan dan sungguh kita pasti akan memetik buah kesabaran kita, sebagaimana dikatakan, “Sungguh akan dipenuhi bagi orang-orang yang sabar pahala tanpa hitungan” (QS Az Zumar 10).

Bersabar bukan hanya sekedar kerelaan menunggu atas tertundanya suatu keinginan, bukan hanya sekedar kemampuan menerima setiap masalah dengan lapang dada. Lebih dari itu, bagi seorang muslim bersabar adalah manifestasi kepercayaan akan keberadaan Rabb-nya, bentuk nyata prasangka baiknya kepada Sang Khalik yang Maha Mengetahui, Maha Mengasihi dan Maha Penolong. Bersabar juga adalah wujud keyakinan yang muncul dari lubuk hati akan segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah dan bentuk kemampuan untuk mempergunakannya dengan optimal.

Seorang muslim yang bersabar akan selalu memandang jauh ke depan dengan penuh optimisme. Bersabar berarti mampu memandang dengan sisi yang berbeda setiap kendala. Ketika merasakan betapa sulitnya menggapai suatu usaha, aku yakin bahwa setiap tetesan peluh kita menyimpan makna. Ketika merasakan sesaknya himpitan masalah, kita akan melihat pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kesulitan-kesulitan yang menerpa kita dan menjadikannya sebagai tonggak meraih harapan-harapan dalam hidup kita. Jika kita merasa belum mendapatkan keinginan kita, maka kita akan semakin rajin menempa diri, memperbaiki diri, mengkoreksi diri mencari sebab mengapa do’a do’a kita belum juga dikabulkan.

Semoga tulisan ini dapat mewakili perasaan dan harapan ade, yang mungkin sulit untuk ade ungkapkan dalam kata – kata. Semoga doa kita dikabulkan-Nya. Amin. I hope this is our Endless Love

Sesungguhnya tak pernah sang kekasih mencari tanpa dicari oleh kekasihnya Apabila kilat cinta t'lah menyambar hati ini Ketahuilah bahwa ada cinta dalam hati yang lain.

Apabila cinta Allah bertambah besar di dalam hatimu pastilah Allah menaruh cinta atasmu. Tak ada bunyi tepuk tangan hanya dengan satu tangan.

Kebijaksanaan Ilahi adalah takdir dan ketetapan yang membuat kita cinta satu dengan yang lain Sampai akhir hingga dunia akan terpelihara oleh kesatuan kita

God know what we need not what we want

Sumber:

http://eramuslim.com/atk/oim/7608145416-kutemukan-belahan-jiwaku.htm

Sunday, June 10, 2007

Dari balik jendela kereta

Di balik jendela kereta, aku melihat seorang wanita. Sedang duduk asik membaca majalah di ruang tunggu di "bahnsteig"*. Di sampingnya duduk seorang pria setengah baya yang sedang asik menyedot dan mengepul-ngepulkan asap rokok ke udara. Lalu kulihat wanita tersebut berpaling ke arahnya dan berkata-kata. Sepertinya wanita tersebut mencoba mengingatkan bahwa jangan merokok di sana karena daerah tersebut adalah non-smoking area.

Sekarang aku melihat wanita tersebut mengacungkan tangannya dan menunjuk ke daerah "Free smoking area". Kuterjemahkan: eh pak, kalau mau merokok di sana dong, tuh ada daerah bebas ngerokok! Jangan di sini dong! (capee deh)

Namun, sang Pria "belegug", tampak angkuh, wajahnya dingin seperti mafioso atau mungkin, Robert De Niro. Masih asik berkutat dengan rokok filternya yang terselip dangkal di bibirnya. Sekali lagi wanita tersebut mencoba meyakinkan sang Pria namun pria tersebut acuh saja, tanpa ekspresi sedikitpun.

Merasa jengah omongannya tidak digubris. Sang wanita mencoba taktik lain. Lirikan mata sinis! Tajam! Aih, tiba-tiba aku ingat bagaimana Singa ketika memamerkan taring-taringnya untuk menggertak musuhnya.

Dan, akhirnya sang pria tersebut pun minggat dari tempat duduknya menuju "Free smoking area". Wah, usaha yang gigih dari sang wanita tersebut akhirnya membuahkan hasil, pikirku.
Tepat pada saat ku berpikir seperti itu, sang Pria mematikan rokoknya dan menuju ke dalam kereta yang kutumpangi dan beberapa menit kemudian kereta pun berangkat.

Ups, tampaknya sang Pria pergi bukan karena usaha sang Wanita tersebut. Tapi karena memang keretanya akan segera berangkat!

Aaah life!

Istilah:
Bahnsteig: Peron
Belegug: Tidak sopan


Pelajaran/ Ibrah:

Pertama
Semangat nahi munkar dari Sang Wanita untuk mengingatkan kepada Sang Pria tentang aturan yang berlaku. Sepertinya bagi sebagian diri kita, termasuk penulis, hal ini agak jarang kita lakukan. Dengan macam-macam alasan: takut nanti orang tersebut tersinggung, tidak mau ambil pusing dengan hal sepele, dan lain-lain.

Ada ungkapan menarik dari orang di sini (Jerman) ttg diri mereka sendiri: bahwa setiap orang Jerman adalah polisi kecil. Jika mereka melihat ada orang lain di sekitar mereka melakukan pelanggaran maka mereka akan segera menegur orang tersebut. Bahkan walaupun mereka punya kesibukan mereka akan selalu punya waktu untuk menegur seseorang yang melakukan pelanggaran. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan akan langsung menelepon polisi.

Kedua
Sepertinya imajinasiku berlebihan ^_^'

Ketiga
Ayo kembangkan sikap saling menghargai. Bagi para perokok, ayo dong tahan sebentar untuk merokok di tempat umum. Malah lebih baik kalau sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan tersebut. Pas ada keinginan merokok, buru-buru uangnya dimasukkan ke kotak amal. Anda dapat dua amal kebajikan: meninggalkan amal perbuatan yang sia-sia dan berinfak.


Fatahillah, Rehlingstrasse 12

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Now you can see how amazing what could human do with his imagination! :-D
I did not hear their conversation
I just translate their gestures and expressions
May be what happened was totally different with what I had in mind
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Tuesday, June 05, 2007

Tulisan Tulus

Tulisan tulus dari hati dapat menggugah jiwa
Karena hati hanya bisa mengerti bahasa hati
Tidak peduli berapa jauh jarak penulis dengan pembacanya
Tak peduli berapa tahun lagi tulisan tersebut akan dibaca
Ia akan selalu menggugah jiwa

------------------------------------------------------------

I believe that we can transfer our emotion (love,hate, sad, happy, etc) through our writing
If we are involving our emotion when we are writing, somehow, our reader could got the message in their heart (not in their brain)
------------------------------------------------------------
Fatahillah

(couldn't sleep, i got an allergy I guess, my entire body feel itchy)
((really want to send a message to someone.... but I know it is not the right time))

Semu

Orang-orang tertawa
Orang-orang gembira
Namun ketika ku melihat jauh ke depan
Rasanya sulit bagiku untuk tersenyum.....



------------------------------------------
Oh Allah, berikanlah syafaat-Mu kepada kami pada hari yang sangat berat tersebut
Hari di mana kebanyakan manusia tertunduk lesu