Friday, January 05, 2007

AKHLAK DAN NASEHAT SALAF DALAM HAL MENGINGAT MATI DAN AKHERAT

Dari Hani' (sahaya Utsman) ra dia berkata, 'Sesungguhnya bila Utsman
melewati suatu pemakaman, maka dia berhenti sejenak dan berurailah air
matanya hingga membasahi jenggotnya. Lalu dia berkata, 'Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda,

"Aku tidak melihat pemandangan yang paling buruk melebihi
tempat pemakaman."

Dan aku juga mendengar Rasulullah saw bersabda:

"Sesungguhnya pemakaman adalah kediaman pertama dari beberapa
kediaman akherat. Jika seseorang lolos darinya, maka apa yang
akan dialaminya setelah itu adalah mudah. Tetapi jika tidak lolos,
maka apa yang akan dihadapi bakal menjadi semakin sulit." [HR
Ibnu Majah, Tirmidzi; sanadnya HASAN]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Dari Ibnu Syaudzab, dia berkata, 'Tatkala Abu Hurairah ra berada di
ambang kematian, tiba-tiba beliau menangis. Orang-orang bertanya, "Apa
yang menyebabkanmu menangis ?" Beliau menjawab, "Jauhnya perjalanan,
sedikitnya perbekalan dan banyaknya aral rintangan. Sementara tempat
kembali, bisa ke surga, bisa juga ke neraka." [Shifatus Shofwah:
I/694]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Dari Qasim bin Muhammad, dia berkata, 'Kami pernah bepergian
bersama Ibnul Mubarak. Seringkali terlintas dalam benakku, "Mengapa
gerangan lelaki ini diutamakan atas diri kami, sehingga dia
demikian terkenal di khalayak ramai ? Kalau dia sholat, kami
juga sholat. Kalau dia puasa, kami juga puasa. Kalau dia berjihad,
kami juga berjihad. Kalau dia berhaji, kami juga berhaji."

Di tengah perjalanan kami, ketika kami sampai di negeri Syam
pada malam hari, kami makan malam di sebuah rumah, tiba-tiba lampu
padam. Maka salah seorang di antara kami segera mengambil
lampu. [atau diriwayatkan dia keluar mencari sesuatu untuk
menyalakan lampu beberapa saat, kemudian datang dengan membawa lampu]

Tiba-tiba kulihat wajah dan jenggot Ibnul Mubarak sudah ditetesi
air mata. Aku berkata pada diriku sendiri: "Karena rasa takut
(ketakwaan) inilah lelaki ini diutamakan atas diri kami. Barangkali
ketika lampu padam, keadaan menjadi gelap, ia teringan dengan
Hari kiamat." [Shifatus Shofwah: IV/145]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Ibnu Basyir rohimahullah berkata, 'Suatu ketika, kami melewati
pekuburan bersama Ibrahim bin Adham. Kemudian beliau mendekati
beberapa makam dan meletakkan tangannya di atasnya, ia berkata,
"Semoga Allah 'Azza wa- Jalla merahmati anda wahai fulan."

Kemudian beliau mendatangi makam lain dan mengucapkan kata-kata yang
sama. Demikian sampai tujuh makam. Lalu beliau berdiri diantara makam
-makam itu dan berkata dengan nada tinggi,

"Wahai fulan, wahai fulan... Kalian telah meninggal dan kalian
mendahului kami sedang kami akan segera menyusul."

Kemudian beliau menangis dan tenggelam dalam fikirannya. Setelah
beberapa saat, beliau menghampiri kami dengan wajah sembab dan air
matanya berlinang bagaikan mutiara yang cemerlang.
[Shifah, IV/135-136]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Dari Abu Qubail bahwa Umar bin Abdul Aziz rohimahullah menangis,
sedangkan beliau masih kanak-kanak. Hal itu terdengar oleh ibunya.
Lalu ia dipanggil.

Ibunya bertanya, "Anakku, apa yang menyebabkan engkau menangis ?" Dia
menjawab, "Saya ingat tentang kematian." Maka ibunya pun menangis. Dan
adalah jika Umar ingat kematian, anggota badannya bergetar. Pernah ada
seseorang membaca ayat:

Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka
itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan.
[QS Al -Furqon(25): 13]

dihadapannya, dia menangis dengan keras, lalu dia berdiri dan beranjak
ke rumah dan orang-orang meninggalkannya. [al-Bidayah wa Nihayah:
IX/217]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
"Perbanyaklah kalian mengingat kejadian yang akan menghancurkan
segala kelezatan, yakni kematian." [HR Tirmidzi, Nasa'I, Ibnu
Majah, Ahmad, Ibnu Hibban; Riyadhus Shalihin, Minhajul Qashidin]

Dari Abu Ya'la (Syaddad) bin Aus ra, berkata, Rasulullah saw bersabda:
"Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya,
dan mempersiapkan amal sebagai bekal untuk mati. Dan orang yang
rendah yaitu yang selalu menurutkan hawa nafsunya, di
samping itu mengharapkan berbagai angan-angan kepada
Allah." [HR Tirmidzi, Riyadhus Sholihin]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Ibnu Mas'ud ra berkata:
"Sesungguhnya kamu sekalian berada di tengah perjalanan siang
dan malam. Di tengah lingkaran ajal yang terbatas. Di tengah
amal perbuatan yang selalu terpantau. Sementara kematian datang
dengan tiba-tiba.

Barang siapa yang menanam kebajikan, niscaya ia akan
menuai kebahagiaan. Barang siapa yang menanam kejahatan, niscaya
ia akan menuai penyesalan. Setiap orang yang bercocok tanam, akan
menuai yang setimpal dengan apa yang ditanamnya.

Orang yang lambat, tidak akan mendahului orang lain
mengambil bagiannya. Demikian pula orang yang bernafsu, tidak
akan memperoleh sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya.

Siapa saja yang mendapat kebaikan, Allah-lah yang memberikan
kebaikan itu kepadanya. Siapa saja yang selamat dari bahaya,
Allah-lah yang memelihara dirinya dari bahaya tersebut.

Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang terhormat. Dan para
Ahli fiqh adalah para pembimbing ummat. Duduk-duduk (belajar)
bersama mereka adalah keutamaan." [Siyaru a'lamu Nubalaa': 1/4971]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Al Atha' al Kharasani berwasiat:
"Aku tidak mewasiatkan kepada kamu sekalian tentang urusan
dunia. Untuk urusan itu, kalian telah banyak mendapatkannya.
Yang aku wasiatkan kepada kalian adalah urusan akhirat kalian.

Ambillah bekal dari dunia yang fana ini untuk kehidupan akhirat
yang abadi. Jadikanlah dunia ini seperti sesuatu yang
sudah kamu tinggalkan. Dan demi Allah, kamu memang pasti akan
meninggalkannya.

Dan jadikanlah kematian itu seperti sesuatu yang telah kamu
rasakan. Dan demi Allah, kamu memang akan merasakannya.

Jadikanlah akhirat itu seperti tempat yang telah kamu singgahi.
dan demi Allah, kamu memang akan singgah di sana.

Ia (akhirat) adalah kampung halaman setiap manusia. Dan tak
seorang pun yang keluar bepergian tanpa mempersiapkan bekalnya.

Orang yang mempersiapkan bekal yang berguna buat dirinya, ia
akan bahagia. Sedangkan orang yang keluar bepergian tanpa
mempersiapkan bekal, ia akan menyesal.

Kalau ia kepanasan, ia tak akan mendapatkan tempat berteduh. Kalau
ia kehausan, tak akan mendapatkan air pelepas dahaga.

Sesungguhnya perjalanan hidup dunia ini pasti berakhir. Orang
yang paling kuat adalah yang selalu bersiap-siap untuk
perjalanan yang tiada berakhir (akhirat)." [Shifatus Shofwah: 5/151]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Abu Ubaidah Ibnul Jarrah ra berwasiat menjelang wafatnya:
".. dan janganlah kalian terpedaya oleh kenikmatan dunia.
Sesungguhnya andaikata seseorang diberi usia seribu tahun, pasti pada
akhirnya dia akan mengalami seperti yang kalian lihat sekarang.
Sesungguhnya Allah swt telah menentukan kematian setiap bani
Adam. Mereka pasti akan meninggal. Dan yang paling cerdik di antara
mereka adalah yang paling taat kepada Tuhannya serta yang
paling beramal untuk kehidupan akhiratnya.. ." [ar Riyadh an
Nadhrah: 4/358]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Hasan al Bashry berkata,
"Kematian melecehkan dunia dan tidak menyisakan kesenangan bagi
orang yang berakal. Selagi seseorang mengharuskan hatinya untuk
mengingat mati, maka dunia terasa kecil di matanya dan segala apa
yang ada di dalamnya menjadi remeh." [Minhajul Qashidin]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Syumaith bin Ajlan berkata,
"Siapa yang menjadikan kematian pusat perhatiannya, maka dia
tidak lagi peduli terhadap kesempitan dunia dan kelapangannya. "
[Minhajul Qashidin]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Dari Abu Zakaria at Taimy dia berkata, 'Tatkala Sulaiman bin Abdul
Malik berada di Masjidil Haram, tiba-tiba ada yang menyodorkan
selembar batu yang berukir.Lalu dia menyuruh orang untuk membacanya.
Ternyata di batu itu tertulis:

"Wahai anak Adam, andaikan engkau tahu sisa umurmu, tentu engkau
tidak akan berangan angan yang muluk-muluk. Engkau akan beramal
lebih banyak lagi dan engkau tidak akan terlalu berambisi.
Penyesalanmu akan muncul jika kakimu sudah tergelincir dan keluargamu
sudah pasrah terhadap keadaan dirimu, dan engkau akan
meninggalkan anak serta keturunan. Saat itu engkau tidak bisa kembali
lagi ke dunia dan tidak bisa lagi menambah amalmu. Berbuatlah untuk
menghadapi hari kiamat, hari yang diwarnai penyesalan dan kerugian."
[Minhajul Qashidin]
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Umar bin Khaththab ra berkata,
"Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Dan timbanglah amal
kalian sebelum kalian ditimbang. Sesungguhnya akan lebih ringan hisab
yang akan kalian hadapi besok, jika kalian mau menghisab diri kalian
hari ini. Berhiaslah (bersiaplah) untuk menghadapi hari ditampakkannya
seluruhnya. "
(firman Allah:)
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatupun
dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). [QS Al
Haqqah(69): 18]
[Shifah, I/149]

...
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

** KEMATIAN, MASA DEPAN YANG KELAK PASTI TERJADI

Firman Allah swt:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. [QS. Ali Imran(3): 185]

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh ... [QS. An
Nisaa'(4): 78]

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum
kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal ?
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian (yang sebenar
-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [QS. Al
Anbiyaa' (21): 35]

Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika
kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika
(kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap
kesenangan kecuali sebentar saja". [QS. Al Ahzaab(33): 16]

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati
(pula). [QS. Az Zumar(39): 30]

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan
mati. Kemudian sesungguhnya kalian akan dibangkitkan di hari
kiamat. [QS Al Mu'minuun(23) : 15,16]

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
"Di mana kita diantara akhlak para salaf ?"
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Al Faqir ila Robbi

Maraji':
1. "Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf", Abdul Aziz B. Nashir al Jalil.
Edisi Indonesia: 'Panduan Akhlaq Salaf', At Tibyan, Solo.
2. "Mukhtashar Minhajul Qashidin", Ibnu Qudamah al Maqdisy.
Edisi Indonesia: 'Minhajul Qashidin, Jalan Orang-Orang yang
mendapat Petunjuk', Pustaka al Kautsar.
3. "Ahwal al Qubur Shuwaruha Asbabuha An Najatu Minha", Syaikh
Muhammad Majdi Asy Syahawi
Edisi Indonesia: 'Prahara Alam Kubur', Al Kautsar Jakarta
4. Lain-lain catatan pribadi.

SUMBER:
Dari sebuah milis

No comments: